banner 1080x1921
banner 1080x1921
AmbonEkspose
AmbonEksposeAmbonEksposeAmbonEksposeAmbonEksposeAmbonEkspose
OPINI  

Jejak dan Karya Georgius Everhardus Rumphius; Menyusuri Warisan Seorang Ilmuwan di Maluku

Oleh Dr. Sem Touwe, M.Pd Sejarahrawan Universitas Pattimura

Mendengar nama Georgius Everhardus Rumphius atau Rumphius bagi kebanyak orang di Maluku tidaklah asing karena nama ini dikenang melalui sebuah perpustakaan kecil milik Keuskupan Amboina yang menyimpan banyak karya monumental yang ditorehkannya, sosok Rumphius juga dikelanl sebagai sejarawan, budayawan yang sangat berjasa bagi perkembangan sejarah dan budaya Maluku. G.E. Rumphius yang adalah seorang naturalis terkenal asal Jerman menjadi sosok penting dalam sejarah ilmu pengetahuan di Maluku. Dalam sebuah karya inspiratif yang ditulis oleh G. Ballinlijn menyebutkan dengan jelas bahwa Rumphius De Blinde Zienner Van Ambon” atau Rumphius Si Buta Dari Ambon Yang Dapat Melihat. Julukan ini sangat beralasan karena meskipun Buta dan tidak dapat melihat” namun karya-karyanya dapat memberikan sumbangan besar terhadap ilmu botani, sejarah dan biologi di kawasan Maluku khsusnya pulau Ambon. Karya-karya monumental yang ia tulis seperti Herbarium Amboinense dan De Ambonse Historie, mengungkapkan keanekaragaman flora dan fauna Maluku yang luar biasa serta kehidupan sosial di Ambon pada abad ke-17. Meskipun menghadapi keterbatasan besar seperti kebutaan Rumphius tidak hanya mencatat keanekaragaman alam tetapi juga memberikan pandangan mendalam mengenai kehidupan manusia dan kebudayaan setempat. Melalui tulisan ini kita akan menggali jejak Rumphius di Maluku karya-karyanya yang berpengaruh serta pentingnya penelitiannya bagi dunia ilmu pengetahuan dan kebudayaan lokal yang sampai sekarang masih relevan untuk penelitian dan pengembangan di kawasan ini.

Perjalanan Hidup dan Karya-Karya Monumental Rumphius
Lahir pada 1627 di Walfersheim, Jerman, Rumphius terlahir dalam keluarga yang tidak jauh dari dunia intelektual. Ayahnya Agust Rumphius bekerja sebagai arsitek sementara ibunya berasal dari keluarga pedagang kaya di Belanda. Perjalanan hidup Rumphius dimulai dengan memasuki dunia militer sebagai prajurit VOC yang membawanya ke Indonesia. Tercatat Rumphius pertama kali tiba di Ambon pada tahun 1650 di tengah kekacauan perang antara VOC dan masyarakat setempat. Ketika VOC menguasai Ambon Rumphius berperan penting dalam banyak aspek administratif dan ilmiah. Namun tak lama setelah kedatangannya Rumphius kehilangan penglihatannya akibat penyakit. Walau demikian kebutaannya tidak menghentikan semangatnya untuk terus menulis dan mengamati dunia alam sekitar. Ia mendalami flora dan fauna Maluku yang tidak hanya memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan Eropa di kala itu tetapi juga menjadi bagian dari sejarah lokal Maluku yang tak ternilai harganya. Rumphius dikenal sebagai penulis beberapa karya besar yang memuat informasi penting tentang dunia alami Maluku. Karyanya yang pertama kali diterbitkan adalah Caryophillis Aromatics yang membahas tentang cengkih salah satu komoditas utama yang diperjuangkan oleh VOC di Maluku. Observatio XXI juga menjadi salah satu karya penting yang mendalam mengenai penggunaan cengkih dalam pengobatan. Namun karya terbesar Rumphius adalah Herbarium Amboinense sebuah ensiklopedia tumbuhan yang terdiri dari enam jilid yang mencakup lebih dari 1.200 spesies termasuk 930 yang telah diberi nama pasti. Meskipun Rumphius tidak dapat menulisnya sendiri setelah kebutaan ia dibantu oleh asistennya termasuk istrinya Susanna yang mengumpulkan tanaman dan mendokumentasikan penemuan-penemuan Rumphius. Karya ini menjadi sumber referensi yang penting bagi ilmuwan botani di seluruh dunia. Selain itu De Ambonse Historiea dalah karya sejarah penting yang menyajikan narasi tentang kehidupan di Ambon pada masa VOC. Buku ini memberikan wawasan mendalam mengenai kehidupan sosial dan politik masyarakat Ambon serta interaksi mereka dengan pihak kolonial. Rumphius menggunakan metode ilmiah dalam penulisan sejarah dengan melakukan observasi dan wawancara langsung dengan masyarakat setempat.

AmbonEkspose

Karya Rumphius dalam Konteks Lokal
Keberadaan Rumphius di Ambon bukan hanya tentang penelitiannya terhadap flora dan fauna tetapi juga kontribusinya terhadap sejarah dan kebudayaan lokal. Melalui De Ambonse Historie Rumphius mendokumentasikan sistem pemerintahan lokal dan kebiasaan masyarakat Ambon yang pada waktu itu sangat terpengaruh oleh penjajahan VOC. Ia mencatat tentang hubungan antara masyarakat setempat dengan Belanda termasuk praktik perdagangan dan kehidupan sehari-hari di berbagai negeri atau desa di sekitar Ambon. Rumphius juga menulis tentang keanekaragaman budaya di Ambon, termasuk sistem sosial yang disebut soa yang merupakan federasi beberapa marga yang membentuk sebuah komunitas. Karyanya ini memberi wawasan penting bagi sejarawan dan antropolog dalam memahami dinamika sosial di Ambon pada abad ke-17 serta memberikan gambaran tentang kehidupan orang Maluku yang kaya dengan tradisi lokal.
Pentingnya warisan Rumphius tidak hanya tercermin dalam karya-karyanya tetapi juga dalam lokasi geografis yang menjadi jejak sejarahnya. Di sekitar kampus Universitas Pattimura Ambon terdapat area yang dikenal dengan nama “Rompis” yang diyakini merupakan bekas kebun milik Rumphius. Kawasan ini merupakan tempat di mana Rumphius melakukan penelitiannya terhadap berbagai jenis tanaman banyak di antaranya digunakan untuk pengobatan tradisional. Masyarakat setempat masih mengenal nama “Rompis” yang diyakini terkait dengan Rumphius meskipun bukti pasti mengenai lokasi kebunnya belum ditemukan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa kebun Rumphius terletak tidak jauh dari pesisir pantai Negeri Rumah Tiga Ambon. Tempat dimaksud saat ini digunakan oleh Gereja Katolik Paroki Santo Yosep Poka Rumahtiga untuk fasilitas pendidikan dan rumah ibadah. Penelitian lebih lanjut mengenai kebun Rumphius ini akan sangat menarik bagi sejarawan dan ahli botani yang ingin menggali lebih dalam tentang warisan alam dan budaya yang ditinggalkan oleh ilmuwan besar ini.

Peran Rumphius dalam Pembangunan Ilmu Pengetahuan
Rumphius memberikan kontribusi luar biasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Karyanya menjadi referensi penting bagi banyak ilmuwan terutama dalam bidang botani, zoologi dan sejarah. Dengan berbagai karya ilmiahnya Rumphius membuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas yang pada akhirnya memberi manfaat besar bagi dunia baik dalam bidang kedokteran, pertanian maupun konservasi alam. Namun peran Rumphius lebih dari sekadar ilmuwan ia adalah seorang pejuang kebudayaan yang memperkenalkan kekayaan alam Maluku ke dunia luar. Dalam keadaan buta Rumphius membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk menciptakan karya-karya monumental yang bermanfaat bagi umat manusia. Jejak Rumphius di Maluku adalah contoh nyata dari ketekunan ilmuwan dalam menghadapi tantangan hidup terutama ketika terhalang oleh keterbatasan fisik. Karya-karyanya tetap hidup dan relevan hingga saat ini baik untuk ilmu pengetahuan maupun budaya lokal. Karya-karyanya tidak hanya memberi sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan global tetapi juga memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi pemahaman kita tentang sejarah dan budaya Maluku. Dalam melihat kembali warisan Rumphius kita diingatkan akan pentingnya melestarikan pengetahuan dan mengenang jasa-jasa para ilmuwan yang telah berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Warisan Rumphius yang kaya dengan pengetahuan ilmiah dan sejarah sosial budaya adalah bagian penting dari identitas Maluku dan Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. (**)

AmbonEksposeAmbonEksposeAmbonEksposeAmbonEksposeAmbonEksposeAmbonEkspose
error: Konten Dilindungi !